Tips

Sabtu, 24 Desember 2011

tips sukses Wawancara Kerja


Pertanyaan Pembuka Interview: Ceritakan ttg Diri Anda

“Silahkan ceritakan tentang diri Anda”
Ini adalah pertanyaan pembuka yg paling sering diajukan oleh si pewawancara. Bagi yg belum pernah ikut wawancara dan tau tentangnya, pertanyaan ini cukup membuat bungkam. Kadang memang tak punya jawaban, kadang karena kebingungan; “Bagian mana dari diri saya yg mau diceritakan, kan
banyak”. Sementara bagi yg sudah familiar dg pertanyaan ini, godaannya adl untuk tidak memperturutkan narsis dg menceritakan banyak hal yg dia anggap menarik, tapi sebenarnya tak relevan dg maksud wawancara kerja.
“Terima kasih atas pertanyaannya, Pak. Saya Makmun, asal dari Probolinggo. Spt yg mkn Bapak tahu, Probolinggo adl kota yg terkenal dg buah Mangganya. Sementara nama saya sendiri adl warisan dari kakek saya. Asli saya sebenarnya bukan dari Probolinggo, Pak. Namun berpindah2 dari satu kota ke kota lainnya krn mengikuti dinas Bapak. Hobi saya memancing, membaca dan mendengarkan musik. Bintang saya Scorpio dan shio saya Landak. Saya penggemar berat kucing dan saat ini masih memelihara 4 ekor di …bla bla bla … bla bla bla …”
Bukan hanya isinya tak berguna utk menambah poin wawancara kerja Anda, tapi si pewawancara juga tak punya banyak waktu utk mendengarkan biografi kehidupan Anda.
Atas pertanyaan “Silahkan ceritakan ttg diri Anda” maka sebaiknya kita anggap sbg “Harap ceritakan dg singkat tentang pengalaman profesional dan juga pengalaman apapun yg relevan utk disampaikan yg membuat Anda terbilang pantas untuk pekerjaan ini.”
Jangan lakukan kesalahan klasik dg membagi terlalu banyak informasi pribadi yg tak penting.
“Saya sukanya makan rawon pedas karena rasanya menantang dan saya suka musik dangdut krn saya adl anak bangsa yg setia pada budaya bangsa.”
Jangan. Jangan njawab seperti itu.
“Saya dulu sekolah di SDN Sudirman VIII Cimahi, lalu pindah ke SDN Wiroborang Probolinggo, setelah itu SMPN 1 Probolinggo, SMUN 1 Probolinggo dan lalu kuliah di jurusan Teknik Elektro Universitas Brawijaya selama empat tahun. Di sana saya belajar banyak ttg teknologi Robotic dan kecerdasan buatan.”
Tak perlu juga habiskan waktu wawancara Anda untuk sampaikan apa2 yg si pewawancara mustinya sudah baca di CV Anda. Bahkan ketika diminta bercerita, itu adalah waktu yg harus digunakan untuk menjual pengalaman dan kompetensi relevan.
Yg si pewawancara butuhkan adalah snapshot – sebuah rangkuman tak lebih dari satu atau dua menit – dari pengalaman dan latar belakang Anda. Bacalah iklan kerjanya baik-baik dan ambillah kata-kata kunci dari kualifikasi yg dibutuhkan oleh si pewawancara. Bisa jadi tentang keahlian, pengalaman atau mentalitas tertentu. Bicara ttg kucing piaraan boleh, asal itu relevan dg kualifikasi yg dibutuhkan.
“Saya memelihara 12 kucing di rumah. Semuanya sehat, indah dan terawat. Dari mereka saya jadi banyak belajar ttg manajerial, kesabaran, ketelatenan dan juga mentalitas higienis.”
OK, if you say so. Klo menurut Anda nyambung ya ga papa.
Yg penting, sebaiknya mencakup pointer berikut:
  • Peran yg pernah Anda jalani. “Saya adalah seorang konsultan SDM”
  • Berapa lama Anda menjalaninya dan di mana saja. “12 tahun pengalaman dg pelanggan berbagai perusahaan jasa dan media di Jawa Timur, Bali dan Kalimantan. Semua itu membuat wawasan saya tentang proses bisnis jadi semakin dalam, dan kemampuan kreatif saya pun juga bertambah”
  • Kompetensi dan pencapaian. “Saya bertanggung jawab pada aktivitas pengembangan SDM dan telah berhasil membuat performa karyawan pelanggan saya naik hingga minimal 210 %. Sehari-harinya, saya memimpin tidak kurang dari 12 orang konsultan senior dan yunior.”
  • Ciri khusus yg jadi kelebihan. “Teman dan relasi saya menilai saya sbg pribadi yg pandai mendengarkan, penuh empati dan pandai memecahkan masalah”
  • Bahasa Tubuh Saat Wawancara Kerja
  • Jabatan tangan memberi kesan pertama siapa diri Anda.
  • Selasa, 10/3/2009 | 15:00 WIB
·         Membaca dan memahami bahasa tubuh sangat penting untuk membuat Anda lolos wawancara kerja. Kemampuan komunikasi non-verbal memberikan nilai tambah untuk Anda sekaligus membantu untuk memperkirakan apa yang dipikirkan si pewawancara.

1. Jabat Tangan
Jabatan tangan memperlihatkan siapa diri kita. Hati-hati dengan cara Anda berjabat tangan. Kenal istilah dead fish, bone crusher, atau wet fish? Itu adalah istilah-istilah jabat tangan yang tak bagus. Dead fish adalah tipe jabat tangan yang "malas", yaitu memberikan tangan saja, tanpa digenggam, seperti ikan mati. Sementara bone crusher, biasanya datang dari arah atas, lalu menggenggam sangat kencang seperti mau meremukkan tulang. Meskipun niatnya menunjukkan tipe orang yang tegas, namun jabat tangan ini menyakitkan dan justru menunjukkan tipe agresif. Tipe wet fish menunjukkan tipe orang yang memiliki masalah dengan kepercayaan diri.

Tiga langkah jabat tangan yang baik:
* Pastikan tangan dalam keadaan bersih, kering, dan tidak sedang memegang benda lain.
* Ketika menggenggam tangan lawan, berikan kehangatan namun pastikan ada ruang udara.
* Jabat tangan dengan profesional, sopan, genggaman kuat, dan senyum hangat.

2. Tatapan
Ketika Anda bertemu dengan si pewawancara, tatap matanya dan berpikirlah, “Wah, senang rasanya bisa bertemu dengan Anda!” Hal ini akan membantu Anda tersenyum dari dalam hati, dan ia akan mendapati sinyal tersebut dengan mood positif. Ketika kita bertemu dengan orang yang kita senangi secara otomatis pupil mata akan membesar, ini merupakan fenomena yang secara insting ditangkap manusia lain. 
·         Selama wawancara kerja, pastikan kontak mata Anda berada dalam seputaran segitiga terbalik wajah si pewawancara. Yakni di antara titik luar alis kiri, ke hidung bagian bawah, dan titik luar alis kanan. Menatap bibir seseorang dianggap pelanggaran seksual, sementara menatap dahi seseorang dianggap merendahkan.

3. Postur Tubuh
Upayakan untuk duduk lurus, agar kepercayaan diri muncul dari sana. Jika Anda merasa rendah diri dan jenuh, coba perhatikan cara Anda duduk dan berdiri. Duduk tidak rapi atau berdiri sambil bersender bisa menekan dada dan mengurangi asupan udara ke paru-paru, yang menyebabkan kegugupan dan ketidaknyamanan.

4. Posisi Kepala
Untuk meningkatkan rasa percaya diri selama wawancara, posisikan kepala Anda tegak secara horizontal dan vertikal. Ini memberikan sinyal bahwa Anda serius dalam menggapai tujuan. Namun ketika dalam percakapan, untuk terlihat lebih bersahabat, miringkan sedikit kepala Anda untuk menunjukkan simpati.

5. Tangan dan Lengan
Tangan dan lengan memberi penilaian akan seberapa "menerimanya" kita. Jadi, upayakan tangan Anda berada di samping tubuh. Ini menunjukkan bahwa Anda bersikap terbuka dan siap menerima apapun yang datang kepada Anda.
·         Orang pendiam cenderung melipat dan menjauhkan lengan mereka dari badan, sementara orang yang supel cenderung menggambarkan maksud dengan gerakan tangan sambil berbicara. Upayakan gerakan tangan tak jauh dari badan Anda, supaya tak terlihat berlebihan. Jangan melipat tangan di depan dada selama wawancara, karena Anda akan terlihat defensif.

Dua arti gerakan tangan:
* Telapak tangan menghadap ke luar dan ke atas berarti orangnya terbuka dan bersahabat.
* Telapak tangan menghadap ke bawah berarti tipe orang yang dominan dan kemungkinan agresif.

6. Tanpa disadari, kaki cenderung bergerak di luar batas normal ketika kita gugup, stres, atau sedang kebingungan. Mengatasinya? Upayakan kaki kita setenang mungkin selama wawancara. Jangan biarkan kaki Anda terlipat, karena seakan-akan hal itu menciptakan batasan antara Anda dan si pewawancara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar